Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang dipergunakan
oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri ; percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik,
serta sopan santun. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan perasaan, pendapat,
ide, komentar dsb. Tanpa bahasa kita akan mengalami kesulitan dalam
mengungkapakan sesuatu. Bahasa merupakan salah satu untuk menilai karakter
seseorang. Dengan bahasa pula kita dapatberinteraksi satu sama lain. Bagi
seseorang yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan sesuatu terutama bingung
dalam penempatan kata apa saja yang harus diucapkan agar tidak monoton dan
menarik lawan bicara kita. Yaitu dengan melatih bahasa kita dari sedini
mungkin.
Seseorang yang pandai dalam berbicara cenderung menggunakan otak
bagian kiri. Otak kiri berfungsi sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient)
seperti hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika.
Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi
kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara,
berbahasa dan matematika.
Berbeda dengan Otak kanan yang berfungsi dalam perkembangan EQ
(Emotional Quotient), seperti hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau
ruang, emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long
term memory). Bila terjadi kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke
atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan
emosi misalnya.
Akan tetapi kebutuhan IQ dan EQ saja tidak cukup. Kita juga membutuhkan
SQ (Spiritual Quotient) yaitu kebutuhan akan Agama. Karena bangsa indonesia
adalah bangsa yang beragama, maka semuanya berhubungan dengan agama. Dan Agama
mempunyai peran penting dalam melakukan suatu tindakan agar tidak salah dan
merugikan diri sendiri.
Sebelumnya saya akan bercerita sedikit, ini mengenai pengalaman
saya, pengalaman yang hingga saat ini masih teringat jelas. Dulu ketika saya
kecil, Ayah saya selalu melatih saya untuk terbiasa dalam berbicara. Dengan
cara mengajak saya bercerita tentang segala hal. Sewaktu kecil, ayah saya
sering mengajak saya keluar rumah, tepatnya di teras. Ayah sering meminta saya
untuk menceritakan hal-hal apa saja yang saya alami di sekolah dan membiarkan
saya mengeksplorasikan sesuai dengan apa yang saya inginkan. Hal itu terus
berlanjut dan semakin berlanjut hingga saya SMK.
Dan suatu prestasi yang membanggakan bagi saya, ketika saya disuruh
berpidato di depan kelas mengenai tugas yang saya buat tentang “dampak
penggunaan handphone” secara mendadak,
dan belum ada persiapan sama sekali. Dengan gugup saya maju ke depan, dan
mencoba berbicara. Setelah selesai berpidato, sebagian teman-teman saya
serentak bertepuk tangan. Dan guru saya berkata “awal yang bagus. Sering pidato
ya?” mendengar kalimat itu saya langsung kaget. Saat presentasipun tidak jarang
guru saya memuji dengan hal demikian. Sehingga memunculkan motivasi bagi saya
untuk melakukanya lebih baik lagi.
Jadi kesimpulanya, untuk menjadi orang yang pandai dalam berbicara
itu dibutuhkan proses. Disaat kita berbicara, otak kitapun juga akan berkerja
memilih kata-kata, kalimat dsb. Dalam hal ini kegugupan seseorang juga akan
berpengaruh pada cara bicaranya. Jadi untuk melatih seseorang agar pandai
berbicara yaitu ajaklah dia berbicara sesering mungkin. dan untuk menjadi orang
yang mengatahui, maka cobalah menjadi pendengar yang baik pula. Keduanya sangatlah
penting dalam menunjang kelancaran dalam berbicara.
Mantafff
ReplyDeletenice,latihan itu yang penting
ReplyDeleteKalo org kurang pandai bicara. Contohnya disaat duduk bersama teman tidak tau mau bicara apa. Itu penyakitapa ya?
ReplyDeleteWWW.GOLDENQQ.COM
ReplyDeleteGoldenQQ | BandarQ Online | AduQ Online | Domino99 online | Capsa Online | Poker Online | Bandar Poker Indonesia
BandarQ Online
AduQ Online
Domino99 online
Capsa Online
Pokerr Online
Bandar Poker Indonesia